Serasa mimpi. Atau bahkan serasa terlempar dan terdampar di sini, di Jakarta. Lagi-lagi, aku terlalu cepat mengambil keputusan untuk menerima kerja di jakarta. Tapi aku sungguh-sungguh bersyukur. Aku bersyukur karena justru di sinilah aku memahami seberapa dalam cintaku ke Ayang, ke Dedi, dan ke keluargaku. Aku juga memahami bahwa aku tak bisa jauh dari mereka.
Bekerja itu bukan soal cepat dapat kerja. Dulu, di pikiranku, aku pengen ngrasain cepet dapet kerja. Akhirnya, diterimalah aku di Trisi*ar dengan gaji dan jabatan yang tinggi. Belum satu bulan bekerja, aku merasa bahwa aku salah jalan. Aku harus berpikir ulang. Aku berpikir, sekali aku bekerja di dunia retail, aku akan terus berada di dunia itu. Itu dunia yang tidak aku inginkan. Maka, aku nggak pengen berlama-lama di sini.
Aku bermimpi untuk bekerja di Bank. Itu cita-cita dan mimpiku... Aku ingin berputar-putar lalu menetap di situ. Bagiku itu bukan hanya suatu cita-cita tapi kebanggaan. Aku akan berusaha mengejarnya... Hatiku tertambat di sana...
Bekerja itu bukan soal cari duit. Aku bekerja untuk Ayangku dan untuk kebanggaanku-orangtuaku-keluargaku. Aku sadar, aku nggak bisa jauh dari mereka. Lebih baik aku bekerja dengan gaji yang tidak sebesar di sini, tapi aku dekat dengan mereka. Di retret agung ini, aku sungguh-sungguh mengalami perubahan. Setidaknya, aku ingin memperbaiki kesalahanku dan ingin berbuat yang terbaik untuk orang-orang yang Tuhan pilihkan untuk kucintai dan mencintaiku.
Tuhan, itulah perasaanku saat ini. Terimakasih atas retret Agung ini. Sangat berharga!
Bekerja itu bukan soal cepat dapat kerja. Dulu, di pikiranku, aku pengen ngrasain cepet dapet kerja. Akhirnya, diterimalah aku di Trisi*ar dengan gaji dan jabatan yang tinggi. Belum satu bulan bekerja, aku merasa bahwa aku salah jalan. Aku harus berpikir ulang. Aku berpikir, sekali aku bekerja di dunia retail, aku akan terus berada di dunia itu. Itu dunia yang tidak aku inginkan. Maka, aku nggak pengen berlama-lama di sini.
Aku bermimpi untuk bekerja di Bank. Itu cita-cita dan mimpiku... Aku ingin berputar-putar lalu menetap di situ. Bagiku itu bukan hanya suatu cita-cita tapi kebanggaan. Aku akan berusaha mengejarnya... Hatiku tertambat di sana...
Bekerja itu bukan soal cari duit. Aku bekerja untuk Ayangku dan untuk kebanggaanku-orangtuaku-keluargaku. Aku sadar, aku nggak bisa jauh dari mereka. Lebih baik aku bekerja dengan gaji yang tidak sebesar di sini, tapi aku dekat dengan mereka. Di retret agung ini, aku sungguh-sungguh mengalami perubahan. Setidaknya, aku ingin memperbaiki kesalahanku dan ingin berbuat yang terbaik untuk orang-orang yang Tuhan pilihkan untuk kucintai dan mencintaiku.
Tuhan, itulah perasaanku saat ini. Terimakasih atas retret Agung ini. Sangat berharga!
Retretku di TRISINAR JAKARTA
Reviewed by Afrianto Budi
on
Minggu, Maret 18, 2012
Rating:
Tidak ada komentar:
Terimakasih Anda sudah mengunjungi blog ini