Sepuluh bulan tak bertemu. Bayangkan itu! Konon dalam sejarah Islam pernah terjadi larangan suami pergi berperang jihat lebih dari empat bulan. Ternyata, ini masih konon katanya pula, daya tahan perempuan dari kebutuhan batin memang maksimal cuma empat bulan.
M Nazaruddin masih sangat muda, 33 tahun umurnya (26 Agustus 1978). Neneng pun masih begitu muda, 31 tahun umurnya (15 Februari 1982). Mereka berdua masih dalam puncak energi muda.
Ini sekedar gambaran bahwa bagi orang muda penjara bukan siksaan utama. Kebutuhan akan makanan badaniah berupa sex juga tak kalah urgennya. Sama dengan kebutuhan sarapan pagi, makan siang, dan makan malam.
Lama-lama di penjara, itu barang bisa bukan lagi jadi tiang tapi terancam jadi lumutan. Tak kalah beratnya membayangkan kebutuhan itu saat di pelarian, tiap hari bisa melihat lawan jenis, dalam pikiran yang terbuka, dan tekanan batin yang butuh pelampiasan.
Sex sama dengan kebutuhan manusia akan makanan. Ini perlu jadi perhatian pihak yang menahan Neneng dan Nazaruddin. Mbok, dibiarkan mereka sesekali bertemu dalam keadaan lebih intim biar pikiran mereka tetap waras dan tak jadi gila. Andai jadi gila, wah, repot juga. Bagaimana mau mengungkapkan kasusnya coba.
Wacana “kamar bercinta” di rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan perlu dibangkitkan lagi. Mungkin ini momen yang tepat.^_^
Oleh: Sutomo Paguci
Kompasiana.com
Sex, Apakah Menyiksa Neneng dan Nazar?
Reviewed by Afrianto Budi
on
Kamis, Juni 14, 2012
Rating:
Tidak ada komentar:
Terimakasih Anda sudah mengunjungi blog ini