banner image

Terimakasih NU dan Teman-teman Muslim

abdurraufkurniadi.multiply.com



Dari kesekian banyak tindakan intoleran yang dilakukan kepada gereja dan umatnya, saya masih yakin bahwa di Indonesia, Gereja masih aman. Membaca tulisan Mas Olas BH yang berjudul Geng Ekstrem Tebar Kebencian Umat Beragama, saya merinding rasanya. Apalagi membaca kalimat ini: Per 9 Maret lalu, Mufti kerajaan Arab Saudi wahabi, Abdul Aziz bin Abdullah Al al-Sheikh, menelurkan fatwa yang intinya adalah hukumnya wajib untuk menghancurkan semua gereja di Semenanjung Arab.
Tentu saya tidak tahu persis fatwa-fatwa apa yang dibawa oleh aliran Ahmadyah, Hambali, Wahabi, Hanafi, dll.. Setahu saya ya semua Islam berkiblat ke arah Arab Saudi. Membaca artikel di atas, sebagai bagian dari minoritas saya pun sempat berpikir, apakah Indonesia juga akan berkiblat ke Arab juga dalam hal menghancuran gereja?
Namun ketakutan saya itu terobati. Membaca komentar-komentar yang ditelurkan oleh beberapa teman kompasianer, saya merasa lega. Ternyata banyak yang toleran daripada yang tidak.
Saya sempat terkecoh dengan beberapa artikel yang kontra-toleransi, karena banyak juga yang memvote menarik untuk artikel-artikel tersebut. Tapi lagi-lagi hati saya disenangkan oleh artikel Katrokelana yang berjudul “Adi Supriadi Punya Tuyul?” Pantas saja selalu aktual untuk artikel-artikel kayak gitu. Ternyata pemvote itu kelihatan fiktif.
Flashback ke belakang, saya adalah penggiat dialog antaragama. NU menjadi teman satu-satunya yang bisa diajak untuk belajar dan berdiskusi bersama. Beberapa kali kami live in di Pondok Pesantren Pandanaran Yogyakarta. Kami diterima dengan sangat baik. Sungguh itu pengalaman yang luar biasa.
Berjumpa dengan teman-teman NU tentu bukan suatu kebetulan. Pesantren NU menjadi pesantren satu-satunya yang menerima kami. Tidak ada pesantren Muhammadiyah satupun yang menerima kami, sekalipun hanya mengajak bertemu setengah hari. Pengalaman orang awam seperti saya membuktikan, NU lebih toleran daripada Muhammadiyah. Yasudah, berteman saja dengan yang bisa diajak berteman.
Membaca kompasiana membuka wawasan saya tentang Islam dengan segala mahzabnya. Ada ketakutan baru yang muncul. Tetapi selalu ada fakta bahwa yang pluralis lebih banyak daripada yang tidak.
Yang jelas, terimakasih NU yang telah menjadi sahabat dalam pluralitas selama ini. Juga terimakasih kepada teman-teman muslim di kompasiana yang telah menunjukan hangatnya pluralitas dan kebersamaan itu. Saya berharap, Indonesia sehangat obrolan di kompasiana. Huangettt… ^,^

Terimakasih NU dan Teman-teman Muslim Terimakasih NU dan Teman-teman Muslim Reviewed by Afrianto Budi on Jumat, Juni 08, 2012 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Terimakasih Anda sudah mengunjungi blog ini

Diberdayakan oleh Blogger.