JAKARTA, KOMPAS.com — Kekerasan yang berulang di Kabupaten Sampang, Pulau Madura, Jawa Timur, menunjukkan negara gagal melindungi warganya sendiri. Akibat pemahaman tidak utuh, agama mudah dimanipulasi untuk berbagai kepentingan.
Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia Benny Susetyo Pr menilai, kekerasan berlatar agama yang terus berulang terjadi akibat agama tidak dipahami secara utuh dalam konteks sosial politik dan budaya zaman. Agama selalu dikaitkan dengan kebenaran absolut. Akibatnya, agama mudah dimanipulasi kepentingan politik jangka pendek.
Di Sampang, konflik awalnya bisa disebabkan faktor pribadi dan masalah ekonomi serta politik lokal. Namun, akibat tafsir agama tunggal dan negara yang seharusnya menjadi penjaga konstitusi gagal berperan, kondisi semakin buruk.
Konflik yang pecah menjadi insiden penyerangan warga Syiah di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, awal pekan ini mengakibatkan dua orang tewas, selain korban luka. Kendati pemerintah menilai kekerasan terjadi akibat konflik keluarga, gerakan massa diprovokasi isu agama.
Untuk mengantisipasi berulangnya kejadian serupa, semestinya pemerintah serius mengaktualisasikan nilai-nilai kebangsaan dalam membangun nilai berbangsa. Negara harus menjalankan fungsi sesuai konstitusi, melindungi warga negara tanpa membedakan. Adapun tokoh agama perlu mendidik moral dan etika serta mengajarkan nilai keagamaan universal dalam konteks keindonesiaan.
Sumber: Kompas.com
Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia Benny Susetyo Pr menilai, kekerasan berlatar agama yang terus berulang terjadi akibat agama tidak dipahami secara utuh dalam konteks sosial politik dan budaya zaman. Agama selalu dikaitkan dengan kebenaran absolut. Akibatnya, agama mudah dimanipulasi kepentingan politik jangka pendek.
Di Sampang, konflik awalnya bisa disebabkan faktor pribadi dan masalah ekonomi serta politik lokal. Namun, akibat tafsir agama tunggal dan negara yang seharusnya menjadi penjaga konstitusi gagal berperan, kondisi semakin buruk.
Konflik yang pecah menjadi insiden penyerangan warga Syiah di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, awal pekan ini mengakibatkan dua orang tewas, selain korban luka. Kendati pemerintah menilai kekerasan terjadi akibat konflik keluarga, gerakan massa diprovokasi isu agama.
Untuk mengantisipasi berulangnya kejadian serupa, semestinya pemerintah serius mengaktualisasikan nilai-nilai kebangsaan dalam membangun nilai berbangsa. Negara harus menjalankan fungsi sesuai konstitusi, melindungi warga negara tanpa membedakan. Adapun tokoh agama perlu mendidik moral dan etika serta mengajarkan nilai keagamaan universal dalam konteks keindonesiaan.
Sumber: Kompas.com
Konflik Sampang Bukti Negara Gagal Lagi
Reviewed by Afrianto Budi
on
Rabu, Agustus 29, 2012
Rating:
Tidak ada komentar:
Terimakasih Anda sudah mengunjungi blog ini