Minggu ini aku tidak bisa menulis apa-apa di blog ini... Si filsuf kampung pulang kampung. Di rumah ada sinyal sih, bisa buat facebookan, tapi ya lemot dan ndak ada tempa yang nyaman untuk meletakkan jari-jariku di toots keyboard si brownku.
Hari sabtu kemarin, tanggal 27 Agustus, aku pulang sama Ocha si Pacarku sayang, sama Dedy adikku. Aku mboncengin Ocha, sedangkan Deddy naik motor sendiri. Dia memakai motornya Ocha. Motornya sendiri dipinjam bulik. Ya sudah, intinya jam 12.15 an kami berangkat menuju rumahnya Ocha. Jalanan belum terlalu ramai. Jam 14.15, atau dua jam tepat kami sampai di rumah calon mertuaku (hehe). Kulihat ada rambutan matang, so, belum masuk rumah, aku sudah manjat pohon dan mengambil cukup banyak rambutan. Manis rasanya.
Aku punya falsafah sendiri soal pohon buah dan sayuran. Sebuah keluarga bisa dibilang damai dan tenang kalau di sekitar rumahnya tumbuh pohon buah dan buahnya manis. Pokoknya aku ngrasa gitu, tapi coba deh buktiin. Keluarga yang damai dan sejahtera biasanya ditandai dengan pohon buah yang tumbuh di pekarangannya. Buah itu manis dan disukai banyak orang.
Sampai di rumah, aku ternyata sudah ditunggu Apta. hah, sisa hari itu aku bercengkerama bersama keluarga, dan tentunya Apta, sepupuku yang cantik.
Hari berikutnya aku diminta Ocha untuk menemaninya ke Dieng bersama dengan teman-temannya. Masih terasa capek sih. Tapi aku tak bisa menolak kalau diajak Ocha jalan2, hehehe... Lagipula, aku belum pernah mengajaknya jalan2 ke Dieng. Jam 8.20 aku sudah sampai rumahnya. Langsung berangkat deh. Sedikit canggung dengan teman-teman baru, tapi akhirnya Asyik juga. Aku sangat menikmati perjalanan dan rekreasi ini. Ah, terimakasih Tuhan. Ini liburan yang menyenangkan.
Aku tidak akan menulis kegiatanku satu minggu. Terlalu lelah menulis panjang lebar. Tetapi pagi ini aku telah membuat ibu menangis. Yah, aku kesal juga dengan ibuku yang sangat perhitungan. Tapi ya itulah ibuku. Kalau ndak kolot dan ndak perhitungan bukan ibuku namanya. Tapi... mungkin itu juga salahku. Intinya, di jogja aku harus berhemat. Entah sampai kapan aku harus hidup seadanya, tapi aku yakin keadaan ini mendidikku agar aku lebih menghargai uang dan kerja keras.
Di judul di atas, aku menulis Cinta yang Sesungguhnya. Aku mendapatkan cinta Ocha minggu ini, terutama ketika dia kuajak main ke rumahku, rekreasi di wisata air dekat rumahku, dan sorenya kuajak berfoto. Dia sangat senang. Sorenya, dia mengirimkan SMS yang sangat membahagiakanku. Katanya, akulah cintanya yang sesungguhnya. Tersanjung.... ^,^
Hari sabtu kemarin, tanggal 27 Agustus, aku pulang sama Ocha si Pacarku sayang, sama Dedy adikku. Aku mboncengin Ocha, sedangkan Deddy naik motor sendiri. Dia memakai motornya Ocha. Motornya sendiri dipinjam bulik. Ya sudah, intinya jam 12.15 an kami berangkat menuju rumahnya Ocha. Jalanan belum terlalu ramai. Jam 14.15, atau dua jam tepat kami sampai di rumah calon mertuaku (hehe). Kulihat ada rambutan matang, so, belum masuk rumah, aku sudah manjat pohon dan mengambil cukup banyak rambutan. Manis rasanya.
Aku punya falsafah sendiri soal pohon buah dan sayuran. Sebuah keluarga bisa dibilang damai dan tenang kalau di sekitar rumahnya tumbuh pohon buah dan buahnya manis. Pokoknya aku ngrasa gitu, tapi coba deh buktiin. Keluarga yang damai dan sejahtera biasanya ditandai dengan pohon buah yang tumbuh di pekarangannya. Buah itu manis dan disukai banyak orang.
Sampai di rumah, aku ternyata sudah ditunggu Apta. hah, sisa hari itu aku bercengkerama bersama keluarga, dan tentunya Apta, sepupuku yang cantik.
Hari berikutnya aku diminta Ocha untuk menemaninya ke Dieng bersama dengan teman-temannya. Masih terasa capek sih. Tapi aku tak bisa menolak kalau diajak Ocha jalan2, hehehe... Lagipula, aku belum pernah mengajaknya jalan2 ke Dieng. Jam 8.20 aku sudah sampai rumahnya. Langsung berangkat deh. Sedikit canggung dengan teman-teman baru, tapi akhirnya Asyik juga. Aku sangat menikmati perjalanan dan rekreasi ini. Ah, terimakasih Tuhan. Ini liburan yang menyenangkan.
Aku tidak akan menulis kegiatanku satu minggu. Terlalu lelah menulis panjang lebar. Tetapi pagi ini aku telah membuat ibu menangis. Yah, aku kesal juga dengan ibuku yang sangat perhitungan. Tapi ya itulah ibuku. Kalau ndak kolot dan ndak perhitungan bukan ibuku namanya. Tapi... mungkin itu juga salahku. Intinya, di jogja aku harus berhemat. Entah sampai kapan aku harus hidup seadanya, tapi aku yakin keadaan ini mendidikku agar aku lebih menghargai uang dan kerja keras.
Di judul di atas, aku menulis Cinta yang Sesungguhnya. Aku mendapatkan cinta Ocha minggu ini, terutama ketika dia kuajak main ke rumahku, rekreasi di wisata air dekat rumahku, dan sorenya kuajak berfoto. Dia sangat senang. Sorenya, dia mengirimkan SMS yang sangat membahagiakanku. Katanya, akulah cintanya yang sesungguhnya. Tersanjung.... ^,^
Cinta yang Sesungguhnya
Reviewed by Afrianto Budi
on
Sabtu, September 03, 2011
Rating:
Tidak ada komentar:
Terimakasih Anda sudah mengunjungi blog ini