Tetangga sebelah kalau lagi marah-marah kadang ngomongnya nggak pake dipikir; bahasa jawannya "asal njeplak". Mungkin karena dia pake belasan akun klonengan jadi bisa seenaknya ngomong nggak pake otak. Atau mungkin, karena sejak lahir sudah distempel jidatnya dengan tulisan: asmuni alias asal muni.
Lha kok iso? Iso wae... Baginya agama itu segalanya. Tiap kali ada yang nyebut HAM, langsung nyeplos "Ngapain nyebut-nyebut HAM? HAM itu produk Amerika, produk Barat, produk Zionis. Hukum agama yang tertulis dalam kitab suci lebih absolut daripada HAM." Rasa-rasanya pengen nyabut itu orang punya kumis atau jenggot; atau kalau ga punya jenggot ya cabut bulu hidungnya.
HAM yang saya maksud tentu bukan sekedar HAM yang ditegaskan dalam deklarasi universal PBB pada 10 Desember 1948 di Perancis. Deklarasi itu menegaskan beberapa hak dasariah manusia (selain hak hidup yang tidak bisa diganggu gugat!), seperti hak hak-hak politik; perlindungan dari kekerasan; hak hukum atau mendapat perlindungan hukum dan keadilan; memiliki kekayaan; hak memperoleh pendidikan; melakukan mobilitas hidup; berpindah agama atau memilih tidak beragama; hak-hak kaum minoritas; bebas dari diskriminasi, penindasan, serta anarkisme, dan lain-lain. Itu semua menjadi hak dasar manusia. Itulah HAM yang disepakati bersama oleh dunia manusia.
Ngomong soal manusia itu ngomong soal peradaban. Peradaban itu dimulai dari penciptaan manusia. Kalau memakai teori evolusi ya berarti peradaban manusia muncul sejak ribuan tahun yang lalu. Nah, kalau memakai Kitab Pentateukh Yahudi (Kejadian, Keluaran, dll) yang diadopsi oleh berbagai agama samawi, ya hitunglah mulai dari penciptaan Adam dan Hawa. Hitunglah, 4000 tahun yang lalu, peradaban dimulai, dan sejak itu HAM sudah dimulai.
Jadi semua agama selalu lahir di dalam (perkembangan) peradaban. Salah satu bentuk perkembangan peradaban manusia adalah dikenalnya tulisan. Kitab suci yang tertulispun juga berarti hasil dari peradaban manusia. Lahirnya Kitab Suci adalah bagian yang agung dari sebuah peradaban. Tetapi lantas, apakah HAM yang ada di dalam Kitab Suci itu meniadakan Hak Asasi Manusia dasar yang sudah muncul ketika manusia lahir? Jawabannya bisa iya bisa tidak.
Kitab Suci bisa meniadakan HAM ketika Kitab Suci menjadi pembenaran bagi pemeluknya untuk membunuh, memerangi, melukai, menghina, dan mengambil hak dasariah milik sesama manusia. Namun Kitab Suci juga bisa memperteguh dan menegaskan hak dasarian manusia. HAM dipertegas dengan refleksi teologis bahwa manusia diciptakan secitra (=segambar dan serupa) dengan Allah Tuhan. Maka perlu dipertanyakan bahwa Kitab Suci berasal dari Tuhan yang penuh kasih, seharusnya tidak ada perintah untuk membunuh, memerangi, melukai, menghina, dan mengambil hak dasariah milik sesama manusia.
Nah, otak saya tergelitik untuk bertanya... Kalau begityu, mana yang lebih detail, konsep HAM yang ada di Kitab Suci atau yang ditegaskan dalam Deklarasi HAM? Bagi saya tentu lebih detail konsep HAM yang ditegaskan dalam deklarasi khusus HAM tersebut. Hal itu terjadi karena deklarasi HAM memang khusus membicarakan tentang HAM. Berbeda dengan Kitab Suci. Kitab Suci memang "tidak berniat" untuk membicarakan HAM secara khusus. Kitab Suci lahir karena suatu refleksi iman manusia kepada Allah penciptanya; bukan refleksi Tuhan atas manusia. Kitab Suci memang memiliki cakupan yang luas, tetapi tidak fokus bicara soal HAM.
Lantas apakah HAM produk Amerika? Bukan! Produk Barat? Bukan! Produk agama? Juga bukan! HAM lahir jauh sebelum itu semua. Bagi saya, HAM itu adalah produk Tuhan Sang Pencipta yang telah menciptakan manusia sebagai pelaku peradaban.
Oleh Aan Anak Bangsa
Sumber Kompasiana
Siapa Bilang HAM produk Amerika?!
Reviewed by Afrianto Budi
on
Selasa, Juni 12, 2012
Rating:
Tidak ada komentar:
Terimakasih Anda sudah mengunjungi blog ini