Katolisitas.org |
Di kompasiana, seharian orang asyik berdebat dan berargumen banyak soal yang berkaitan dengan Tuhan Allah. Postingan Taryadi Sum yang beropini tentang Pencantuman Agama pada KTP hingga kini masih dibicarakan. Ada yang mengutip Al-Quran, Hadits, ada pula yang mengutip sejarah bangsa, Pancasila, Undang-Undang, dan sebagainya. Tak jarang pula, ada yang saling mengkafirkan. Yang jelas, Tuhan dilibatkan dalam diksusi itu.
Lebih hot lagi postingan Alex Laksana yang berjudul Mukti ALi: Syariah Itu Makhluk Apaan Sich? Lebih dari 260 komentar yang diisi oleh orang-orang yang pro dan kontra terhadap penerapan Syariah di Indonesia. Ada yang getol penerapan syariah Islam di Indonesia, baik dalam perda maupun tidak, baik dalam bentuk negara Islam ataupun tidak. Ada pula yang menolak dengan pandangan yang lebih terbuka, toleran, dan nasionalis. Tak jarang pula, ada yang saling mengkafirkan. Lagi-lagi, Tuhan Allah dilibatkan dalam diskusi seru itu.
Belasan bahkan puluhan orang hari ini telah omong banyak soal Allah Tuhan dan entah sengaja atau tidak, kita masing-masing sudah memasang stigma pada rekan diskusi kita; oh dia fanatik, oh dia konservatif, oh dia nasionalis, oh dia pasti liberal, oh dia pasti nasionalis, bahkan tak jarang pula ada yang menyebut kafir atau tak bertuhan terhadap rekan diskusinya.
Segenap tenaga dan pikiran telah dikeluarkan sejak pagi-pagi buta hingga tengah malam untuk omong hal-hal yang berkaitan dengan Allah. Malam ini mereka berhenti, besok mungkin akan berlanjut lagi. Bisa lebih sengit, bisa juga bosan. Entah esok.
Kini hampir semua tidur terlelap dan berhenti membicarakan-Nya. Tuhan Allah menjaga kita dengan kasih sayang-Nya. Saat berhenti ngomong soal Allah inilah sebenarnya yang harus membuat kita sadar bahwa pada akhirnya Tuhan Allah yang kita bicarakan adalah Tuhan Allah yang sama dengan Tuhan Allah yang menjaga kita sewaktu kita tidur. Adalah Tuhan Allah yang sama yang mengizinkan kita bangun pagi.
Semoga esok hari yang muncul hanyalah rasa yang sama, yaitu rasa syukur atas kebaikan Tuhan Allah. Tidak perlu berdebat soal mana yang terbaik bagi umat Tuhan Allah, karena Tuhan Allah sudah tahu apa yang kita perlukan, bukan apa yang kita inginkan. Salam Damai dalam Kasih dan Kebaikan Tuhan.
Sekarang, Tuhan, perkenankanlah hambaMu berpulang
dalam damai sejahtera, menurut sabdamu.
Sebab aku telah melihat keselamatanMu
yang Kau sediakan di hadapan segala bangsa.
(Teks Kompletorium, Ibadat Penutup)
Blog Filsuf-Kampung, 19/06/2012
Tuhan Allah, Saat Manusia Berhenti Bicara Tentang-Nya
Reviewed by Afrianto Budi
on
Selasa, Juni 19, 2012
Rating:
Tidak ada komentar:
Terimakasih Anda sudah mengunjungi blog ini