Di sekolahanku dulu, sebagai tanda keakraban setiap anak memiliki nama baraban (semacam nama panggilan lain, tetapi yang aneh, khas, dan kadang tidak wajar). Ada yang bernama Kempol, karena pahanya besar. Ada Celeng, karena kalau bermain sepak bola sulit sekali berbelok. Ada Gembus, karena suka sekali dengan umbi-umbian.
Aku teringat dengan paraban untuk seorang temanku, yaitu Nabi. Dia sangat alim dan soleh. Karena agak sedikit melambai (bertingkah kewanita-wanitaan), ada yang iseng memanggilnya bencong.
Namanya juga paraban. Kalau orang itu tidak akrab, pasti tidak punya paraban. Nabi atau Bencong mungkin paraban yang tidak terlalu mengenakkan. Sebelum masuk ke kelas 3, dia pindah sekolah.
Kini kutemui dia di kantorku, menjadi orang yang sukses. Istrinya satu (Nabi ini tidak berpoligami), anaknya satu. Syukur karena perjumpaan yang indah.
Sent from BudiaanBerry® on 3
Aku teringat dengan paraban untuk seorang temanku, yaitu Nabi. Dia sangat alim dan soleh. Karena agak sedikit melambai (bertingkah kewanita-wanitaan), ada yang iseng memanggilnya bencong.
Namanya juga paraban. Kalau orang itu tidak akrab, pasti tidak punya paraban. Nabi atau Bencong mungkin paraban yang tidak terlalu mengenakkan. Sebelum masuk ke kelas 3, dia pindah sekolah.
Kini kutemui dia di kantorku, menjadi orang yang sukses. Istrinya satu (Nabi ini tidak berpoligami), anaknya satu. Syukur karena perjumpaan yang indah.
Sent from BudiaanBerry® on 3
Nabi Bencong
Reviewed by Afrianto Budi
on
Senin, Juli 30, 2012
Rating:
Tidak ada komentar:
Terimakasih Anda sudah mengunjungi blog ini