Sayang Zaafril Razief Amir, Direktur Utama ASEI, enggan membeberkan nama perusahaan yang tengah dibidik. Yang pasti, perusahaan asuransi itu harus memiliki tiga kriteria ASEI. Antara lain, sehat neraca keuangan yang baik, memiliki pasar yang captive seperti menangangi asuransi grup tertentu, serta bermodal kurang dari Rp 70 miliar.
ASEI mengaku tinggal menunggu izin resmi pemegang saham alias pemerintah untuk proses akuisisi ini. Zaafril berharap, jika izin keluar, tahun 2013 proses akuisisi ini selesai dilakukan. Sayang, ia tidak mau juga menyebutkan modal yang ASEI anggarkan untuk proses akuisisi ini.
Menurutnya, ASEI ingin menjadi pemegang saham mayoritas, sehingga bisa dikonsolidasikan dalam neraca keuangan."Tidak harus 100%, tapi bisa 40% kalau perusahaan itu dimiliki banyak pihak. Karena 40% sudah mayoritas," ujar Zaafril, kemarin.
Menurutnya, rencana akuisisi ini demi mengerek pendapatan ASEI secara non organik. Tahun ini, mereka menargetkan perolehan premi Rp 780 miliar. Namun, anak usaha ini tidak akan dilebur dengan divisi asuransi umum yang sudah dimililiki ASEI.
Akuisisi ini juga untuk mendukung rencana jangka panjang ASEI sebagai pemain di asuransi ekspor. Soalnya, potensi bisnis asuransi ekspor pada periode mendatang sangat besar karena semakin banyak perusahaan yang membutuhkan layanan itu.
Sampai semester pertama tahun ini, kontribusi produk asuransi ekspor Rp 9,33 miliar. Kontribusi terbesar justru dari asuransi umum Rp 375,13 miliar, asuransi kredit Rp 20,15 miliar, asuransi surety ship Rp 12,94 miliar. "Asuransi umum memang sedang bagus-bagusnya di Indonesia," kata Marthin F Simamarta, Direktur Keuangan ASEI.
Martin juga enggan bicara panjang lebar terkait calon perusahaan yang akan dibeli. Dikhawatirkan, pemberitaan bisa mengganggu proses pembelian. "Apalagi, kami juga harus lebih dulu menunggu izin dari pemegang saham," ungkap Marthin. Sebelumnya, ASEI juga berminat membeli perusahaan asuransi umum.
Sumber: kontan.co.id
Tidak ada komentar:
Terimakasih Anda sudah mengunjungi blog ini