banner image

Refleksi Sabtu pagi

Kemarin aku bangan jam 6 pagi lalu membuat dua gelas susu hangat untukku dan untuk Dedy. Dia juga kutawari makan, tp maunya cuman susu, yowis. Yang jelas, aku memulai pagiku dengan baik: bangun pagi! (Sekarang sih aku bangun agak siang, tp aku berharap ini tetap baik, karena badanku segar dan hari ini pun aku punya acara, yaitu mengantar TB ke kosnya yang baru).

Setelah Dedy berangkat sekolah, aku mandi dan bersiap pergi menserviskan si Hitam Thunder. Aku mengganti olinya dengan oli terbaik. Lampu sen yang sejak liburan tahun baru sudah mati juga kuganti dengan yang baru, tapi warnanya tidak ada yang kuning. Yaudah, kuganti pake yang warna putih. Tadinya aku agak underestimate sama tukang servisnya. Dia lbh cocok jadi preman daripada jadi tukang servis motor. Tapi ternyata dia orang baik. Memang, kita gak boleh menilai sifat seseorang dari kovernya. Sudah sering banget terjadi, cover itu sering menipu.


Kurang meyakinkan apalagi?
Dalam waktu satu jam motorkupun selesai. Maklum, aku datang terlalu pagi dan mendapat urutan pertama. Habis itu aku pergi ke toko bangunan buat beli plastik menutup plafon yang kalau hujan pasti bikin banjir. Aku cuman berniat mau menambal aja, jadinya aku beli satu meter dengan harga 18.000. Aku juga pengen beli semen putih buat nambal bak mandi yang bocornya minta ampun...

Habis itu aku ke pasar. Aku membeli daging setengah kilo buat masak opor. Sekarang daging sekilo 22.000. Murah banget. Lebih murah dari harga tomat yang kemarin aku tanya sebutir 1.500. Dasar gila itu yang jual...Paling sebel kalau penjual menaikkan harga semaunya sendiri. Dia pikir aku ndak tau harga pasar kali ya... Kalau udah tau penjualnya menaikkan harga semaunya, aku biasanya langsung pergi tanpa menengok lagi ke wajah penjual itu. Males banget.

Okelah, ceritanya udh sampe rumah, aku langsung benerin tuh atap plafon... Satu jam beres. Pusing bgt rasanya kepalaku. Baru kerja fisik bentar aja udh gini, kayaknya cocoknya emang di kantoran deh, hahaha.. Yang jelas, soal kerja gini, aku salut sama bapak. Dia pekerja yg tangguh. Masak bisa. Njahit bisa. Kreatif banget pokoknya. Aku pikir, klo aku punya ketekunan, aku akan mewarisi kemampuan2 itu. Lumayan khn, bisa disayang istri dan mertua kalau begitu, haha

Yah, hari kemarin aku melakukan banyak hal... Aku khawatir tidak bisa melakukan hal-hal berguna. Lebih dalam lagi, aku pengeeen banget dapet kerja. Ternyata cari kerja itu susah. Kemarin aku chat sama Eva. Dia itu udh lulus Oktober lalu, tp sampe sekarang juga belum dapetin kerjaan yang cocok. Tuhan, aku berharap, aku dapat segera bekerja dan meniti karirku. 

Aku juga ingin menunjukkan kepada-MU bahwa hidupku telah berubah. Natal dan Tahun Baru kemarin menjadi titik di mana aku akan meninggalkan segala kecenderungan tidak teratur yang tidak baik... Aku pengen bertobat dan memperbaiki hidupku.

Tuhan, berilah aku kesempatan untuk bertobat. Aku juga berharap Tuhan memberiku pekerjaan yang baik untuk masa depanku, istri, dan anak-anakku nantinya. Aku siap belajar, ya Tuhan.
Refleksi Sabtu pagi Refleksi Sabtu pagi Reviewed by Afrianto Budi on Sabtu, Januari 07, 2012 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Terimakasih Anda sudah mengunjungi blog ini

Diberdayakan oleh Blogger.