banner image

Nggak Ikhlas Bayar Parkir

y 2012 | 00:45 Dibaca: 118   Komentar: 6   Nihil

gambar: glagahcakra.blogspot.com
sumber: glagahcakra.blogspot.com

Jujur, saya paling seneng belanja di Indomart dan alfamart. Alasannya simpel: nggak ada tukang parkir. Bagaimana tidak? Semua tempat umum selalu ada tukang parkir. Untuk beli cabe di pasar seharga Rp 2000 satu ons pun saya harus mengeluarkan uang Rp. 3000. Rp 1000 adalah upah bagi tukang parkir. Nggak peduli cuma beli bawang goreng Rp. 500, parkirnya tetep seribu. Ada rasa tidak ikhlas untuk mengeluarkan duit Rp. 1000 untuk biaya parkir. Apalagi, banyak tukang parkir yang tidak memberikan karcis parkir yang dikeluarkan oleh pemda atau pun pemkot. Itu lebih tidak ikhlas lagi. Lebih geretan lagi, berkali-kali melihat kartu parkir yang dibikin sendiri / oleh kelompok yang kurang lebih bertuliskan: segala jenis kehilangan dan kerusakan bukan tanggung jawab kami! Masalah kendaraan tersebut  mendadak ditemui ada baretan, helm ilang, spion bengkok, ban kempes, jok panas, tape mobil ilang, dsb… itu sudah jelas diluar wewenang tukang parkir! Gila, mereka ngapaiin dong???
Dalam sebuah blog (infounikunik.blogspot.com/2012/04/tipe-tipe-tukang-parkir-di-indonesia.html) saya membaca beberapa tipe-tipe tukang parkir:
1. Tipe Profesional
Tukang parkir jenis ini pastinya resmi baik yang swasta maupun negeri (kayak sekolahan aja…). Tukang parkir swasta resmi biasanya bernaung di sebuah perusahaan pengelola parkir dan bertugas di gedung-gedung perkantoran mewah, pusat perbelanjaan dan mal. Mereka punya seragam dan tanda pengenal khusus serta bekerja dengan sistem perparkiran yang tertata rapi karena dibantu tekonologi. Sedangkan tukang parkir negeri yang professional biasanya ditandai dengan pemakaian seragam bertugas di areal milik pemerintah. Kalaupun ada penarikan retribusi, mereka ini jujur menarik sesuai tarif di karcis.

2. Tipe Flamboyan
Kalau yang ini meski resmi, terkadang suka mencuri-curi kesempatan untuk mendapatkan keuntungan. Kalau nggak ketahuan, dia berani menilep uang hasil parkir. Lumayanlah kalau ada beberapa lembar karcis yang tak perlu diberikan ke konsumen. Tipe flamboyan juga lebih suka konsumen wanita. Ia akan lebih bersemangat membantu motor atau mobil keluar, jika pengendaranya terlihat cantik dan menarik. Kalau cowok kekar kesulitan ngeluarin motor mah si tukang parkir bakal pura-pura merem.

3. Tipe Preman
Ini paling ditakuti, bukan hanya oleh pengguna jasa parkir, bahkan oleh pemilik lahan parkir sekalipun. Tukang parkir bertipe preman bisa mengklaim sebuah lahan yang berpotensi menghasilkan uang seperti halaman minimarket, meskipun sebenarnya si pemilik toko maunya menggratiskan parkir. Pakaiannya biasanya ala rocker yang jarang mandi, ada yang bertatto dan suka pakai asesoris macam anting atau kalung. Tipe preman masih dibagi lagi menjadi preman teroganisir yang memiliki basis kelompok besar yang menjadikan lahan parkir sebagai “jatah preman”, serta tipe preman kampung yang hanya digdaya di kampungnya sendiri dan hanya punya lahan yang sepi, misalnya di warnet kecil ujung gang yang mulai nggak laku.

4. Tipe Musiman
Beti alias beda tipis dengan tipe preman, kalau yang ini biasanya hanya muncul saat ada keramaian seperti panggung dangdut, sepakbola tarkam atau pasar malam. Kalau perlu halaman rumah orang pun disulap jadi lahan parkir. Ongkosnya? Jangan heran kalau bisa sampai tiga kali lipat dari tarif karcis biasa.

5. Tipe Pemalas
Banyak beredar di halaman-halaman toko biasa. Kerjanya cuma duduk-duduk di dekat motor atau mobil yang parkir. Kalau ada yang kerepotan mengeluarkan motor, ia pura-pura nggak lihat. Nah, si tipe pemalas baru bangkit sambil pegang-pegang karcis buluk dan mendekati si pengguna parkir yang sudah duduk manis di jok motor atau mobil. Setelah terima uang tanpa memberikan karcis, dia bakal ngacir entah ke mana.

6. Tipe Berisik
Baginya sempritan alias peluit adalah senjata utama. Saking menghayati tugasnya sebagai tukang parkir, ia bahkan setiap saat nyemprit panjang, praatt… priitttt…. sementara tanganya sibuk mengatur kendaraan yang keluar masuk lahan parkirnya dan akan selalu sigap menyamber lembaran rupiah yang disodorkan padanya.
Mungkin keenam tipe tukang parkir ini hanya akan ditemukan di Indonesia. Pemerintah rasa-rasanya belum ingin cepat-cepat mengatur tukang parkir nakal sebelum negara mampu membuka lapangan pekerjaan bagi jutaan pengangguran di Indonesia. Saya sendiri masih nggak terlalu ikhlas memberi ongkos parkir bila masih ada tulisan: segala jenis kehilangan dan kerusakan bukan tanggung jawab kami!, bila masih ada tukang parkir yang tidak menyobek kartu parkir yang sudah dicap oleh pemda atau pemkot, bila ada tukang parkir yang tidak menyediakan pelayanan parkir yang semestinya.
Nggak Ikhlas Bayar Parkir Nggak Ikhlas Bayar Parkir Reviewed by Afrianto Budi on Minggu, Mei 20, 2012 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Terimakasih Anda sudah mengunjungi blog ini

Diberdayakan oleh Blogger.