banner image

Pesona Wanita Saat Usia Senja



sekararumw.blogspot.com
sekararumw.blogspot.com
 
Dengan mengenakan jarik dan kemben, wanita berusia senja itu memunguti melinjo yang jatuh di kebun depan rumah kontrakanku setiap pagi. Jariknya yang sudah usang digunakannya untuk meletakkan melijo-melinjo itu. Beberapa kali aku sengaja menyapa beliau dan menawarkan tas kresek untuk meletakkan melinjo-melinjonya. Dengan senyumannya yang sangat cantik ia menerima kresek itu dengan senang, lalu dengan bahagia ia bercerita tentang suami dan anaknya, cerita yang sama yang selalu kudengar setiap kali kusapa.
Namanya Mbah Maria Lasikem Kasmorejo. “Lup”, begitulah ia memanggilku. Lup adalah panggilan umum khas Jogja untuk anak laki-laki. Mah Lasikem punya 11 anak. Sawahnya dulu luas, tapi sekarang sudah habis dibagi untuk warisan ke-11 anaknya. Kini anaknya sudah “mentas”, sudah mapan dan punya kehidupan masing-masing. Suaminya sudah 20 tahun yang lalu meninggal. Terlalu lama ditinggal mati suami tercinta membuatnya terbiasa untuk hidup sendiri. Usianya yang beranjak 91 tahun telah mengubah bentuk fisik dan wajahnya. Kulit wajahnya sudah keriput. Rambutnya sudah menipis. Jalannya sudah tidak tegak lagi.
Ketika kutanya kenapa ia memungut melinjo setiap hari, Mbah Lasikem menjawab “Namung kula klumpukke, eman-eman menawi mboten dipundhut” (Hanya saya kumpulkan, sayang kalau tidak dipungut)”. Mbah Lasikem bukan orang miskin. Anak-anaknya bisa dibilang sukses dan mapan. Ada yang menjadi karyawan, ada yang menjadi tentara, ada pula yang bekerja di Papua untuk menjadi guru di sana. Mbah Lasikem akrab dengan melinjo sejak ia masih muda. Dulu ia adalah pengusaha emping. Melinjo ia petik dan ia tumbuk sendiri bersama suaminya. Tapi, sudah lama ia tidak membuatnya lagi. Tidak hanya karena suaminya sudah meninggal, tetapi sudah tidak kuat menumbuk melinjo katanya.
Memungut melinjo bukanlah pekerjaan baginya. Melinjo hanya mengingatkannya pada Gusti Allah yang telah mempertemukan ia dengan suami dan anak-anaknya. Melinjo adalah tanda kesetiaan Gusti Allah yang telah mendampingi keluarganya walau dengan cara-cara yang sederhana.
Senin Wage, 26 Maret 2012 adalah saat pertama dan terakhir di mana aku bisa memandang wajahnya dari dekat. Matanya terpejam. Bibirnya menyimpan senyuman dan kepuasan. “Sungguh cantik”, batinku dalam hati. Aku bisa membayangkan betapa cantiknya wanita itu saat Mbah Lasikem masih muda. Aku bersyukur boleh melihat pesonanya saat usia senja hingga akhirnya Gusti Allah memanggilnya untuk membuatkan-Nya melinjo di Surga bersama suaminya.
Aku percaya, tak ada wanita di dunia ini yang lebih cantik dan mempesona selain ketika ia sudah senja, ketika ia sudah melunasi segala tugasnya sebagai wanita hingga akhirnya ia pantas duduk bersama Sang Dewi di surga untuk menjadi pendoa bagi anak cucunya.
Maturnuwun, Mbah Lup. Nyuwun pangestunipun, mohon berkat.
(Didedikasikan untuk Alm. Mbah “Lup” Maria Lasikem Kasmorejo)
Pesona Wanita Saat Usia Senja Pesona Wanita Saat Usia Senja Reviewed by Afrianto Budi on Senin, Mei 28, 2012 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Terimakasih Anda sudah mengunjungi blog ini

Diberdayakan oleh Blogger.