banner image

Protes Kebiasaan Muslim Indonesia


Melihat wajah penduduk Indonesia yang penurut, selalu berlebihan, toleransi, tinggi, pengen detail, ramah, sopan dll membuat saya sangat yakin memang ga akan mungkin aka nada Nabi di bumi pertiwi ini. Tapi tetap saja ‘orang-orang yg kesurupan’ banyak ngaku Nabi dan Rasul di Indonesia ini dan ada pengikutnya lagi.
Tapi saya ga akan bahas tentang itu soalnya nanti nyangkut sana-sini. Saya Cuma akan ungkapin unek-unek tentang kebiasaan muslim Indonesia yg bikin gatel saya :

1. Sajadah mesjid
Mungkin teman-teman termasuk saya yang sudah puluhan atau malah ratusan kali keluar-masuk mesjid di Indonesia (maklum pengamen proyek hehe) bisa melihat sajadah yang terhampar didalam mesjid. Pernahkah teman-teman perhatikan sebagian sajadah tersebut? Ya, sebagian sajadah itu sudah terkotak-kotak untuk per orang terbentang dari kanan ke kiri tiap ± 60-80 cm. Niat mungkin bagus tapi tidak melihat inti dari shalat berjamaah itu salah satunya adalah “barisan yang rapat dan lurus”. Dengan adanya sajadah tersebut terjadi pengkotakan jamaah per kotak sajadah itu tanpa melihat kanan kiri sudah rapat atau tidak yang penting 1 kotak = 1 orang. Saya sering ngalamin hal tersebut, saya coba bergeser ke kiri atau ke kanan tp menyebabkan 1 sisi terlalu renggang atau saya coba merapat ke satu sisi tapi yang dirapatin geser terus ga mau gesekan dengan saya kali haha.

2. Imam shalat berjamaah
Kepada yang sering shalat dimesjid juga, pasti sering dengar imam sebelum shalat pasti bilang “rapatkan dan luruskan shaf/barisannya”. Hal itu benar sekali dan memang pimpinan harus mentertibkan sebelum shalat dimulai. Tapia pa yang terjadi??? Setelah mengucapkan ‘mantra’ tersebut, sang IMAM langsung tancap gas langsung Takbir tanpa melihat anak buah/ma’mum yang sedang sibuk merapatkan dan mengisi shaf-shaf yang kosong sampai benar-benar rapi. Jadi untuk apa omongan tersebut kalau sang Imam tidak mau menunggu ma’mumnya berbaris rapi sesuai instruksinya? Yang ada malah ma’mum jadi terburu-buru ngejar imam yang sudah takbir duluan.
Ini juga mungkin yang terjadi di Negara kita ini, dimana Presiden bilang ini-itu tapi cuma omong belaka tanpa arti dan makna, mau diikutin syukur, ngga jg ga peduli yang penting dah ngingetin n gw jalan trs, begitu kira-kira tafsiran saya.

3. Kelakuan orang yang da’wah keliling
Pernah ketemu dan didatangin mereka? Saya yakin mereka berniat baik dan saya mendukung walaupun dengan do’a. Tapi plisss bekali mereka dengan sebenar-benarnya bekal ilmu yang kuat dan seleksi yang ketat, jangan malah mencoreng muka Islam dengan terorisnya, dengan pemaksaan kehendaknya, dengan so pahlawannya dll.
Saya pernah ngalamin beberapa kejadian tentang itu, diantaranya :
- Waktu saya lagi serius diskusi diluar, tiba-tiba datang rombongan mereka dan mengucapkan salam dan sebagian dari kami jawab “wa’alaikum salam”..Tapi apa yang terjadi? Sebagian orang itu mengulang lagi salamnya supaya dijawab sama kita semua dengan muka menantang. Ko rencana dakwah atau mau nakutin orang? Di Arab aj Islam itu sudah terkenal lemah lembut dinegara yang sifat manusianya kasar, kenapa di Indonesia yang terkenal sopan-santunnya malah terbalik?
- Suatu saat mereka (tim lain dan daerah lain) berkunjung ke rumah kami. Kita ngobrol ngalor-ngidul dengan isi ceramah mereka semua. Ok kita ga masalah dengan niat ceramah mereka, yang jadi masalah adalah : kenapa kita yang ditakdirkan cuma punya kumis (sudah coba pake kemiri dll biar berjenggot tp tetep ga bisa hehe) dihina-dina, mereka bilang kumis itu kesannya angkuh,dan sombong mestinya berjenggot bla-bla-bla..terus pakaian mestinya gamis bla-bla-bla.
Saya ko jadi bingung kenapa yang diserang itu penampilan? bukannya kelakuan, akhlak dan budi-pekerti serta kandungan Al-Qur’an dan Al-Hadits yang ditonjolkan dalam ceramah mereka? Soalnya setau saya, penampilan wajah itu ga mesti sama berjenggot dll soalnya karakter daerah didunia beda-beda. Pakaian juga, orang arab mau maen bilyar, ke mesjid, jalan-jalan pasti pake gamis so itu bukan pakaian Muslim soalnya dah jelas-jelas diterangkan namanya aurat itu dari pusar ke lutut so kita bebas pakai apa saja tergantung tradisi kaum tersebut yang penting aurat tertutup. Begitu jg dari cara berjabat-tangan, tatapan, alis dll itu semua budaya Arab bukan anjuran Islam (menurut pemahaman saya).

4. Islam liberal
Sekarang tambah subur orang Islam yang mengutamakan akal dan keadaan jaman ini sampai akhirnya mereka membunuh Islam dengan ayat-ayat Al’Qur-an yang mereka tafsirkan sesuai otak dan pengetahuannya. Mungkin hal ini sama dengan keadaan orang Jerman yang percaya semuanya adalah logika, orang Jepang yang bilang agama cukup dihati saja, kehidupan semua berdasar logika. Dan efek dari Islam Liberal ini juga terjadi di Indonesia yang mengaku bukan Islam apa-apa tapi mereka selalu bilang “yang penting dari kitanya sendiri” so mana amanah saling mengingatkan dan menjaga dan hidup sosial yang dikandung Islam?

5. Muslim Indonesia = Muslim pengemis???
Diseluruh Provinsi di Indonesia mungkin teman-teman ga asing lagi dengan namanya kotak amal yang bertebaran dipertokoan, jalan raya dan malah keliling pake orang. Tujuannya untuk sumbangan pembangunan mesjid, pesantren dll. Separah itukah umat muslim Indonesia? Yang demi membangun mesjid saja mesti jadi pengemis dipinggir-pinggir jalan yang malah bisa menimbulkan kemacetan dan kecelakaan lalu-lintas? Kemanakah orang-orang kaya muslim di Indonesia? Kemanakah hasil zakat dan infak?
Kita sudah diatur dengan adanya kewajiban zakat, infak dll ga usahlah mencoreng muka MUSLIM INDONESIA yang cuman jadi PENGEMIS JALANAN (ingat sumber uangnya ga jelas juga). Dan ingat, janganlah Cuma berbeda RT/RW kita bikin mesjid lagi, akhirnya memang terjadi pengkotak-kotakan apalagi kalau di RT/RW itu ada beberapa kubu NU/Muhammadiyah/Persis dll, hancur deh jadinya.

6. Lebih menjiwai kata-kata MOTIVATOR daripada ayat-ayat Al’Qur-an
Orang Indonesia sekarang lebih faham dan ingat semboyan-semboyan yang keluar dari mulut motivator ketimbang bahasa dan ayat Al’Qur-an. Kita lihat di facebook, televisi dan media lainnya selalu keluar slogan-slogan yang dikeluarkan oleh motivator-motivator tsb dan dengan bangga kita menulis ulang dan menghayatinya. Kenapa untuk agama begitu susahnya?

7. Ustadz-ustadz televisi
Di Indonesia semakin bertaburan penceramah, ustadz-ustadzah dan sering nongol di televisi. Bagaimana hasilnya? Alhamdulillah koruptor makin merajalela, maksiat sudah bukan tabu lagi dan semua amal langsung dapat pahala didunia (imbalan/uang). Saya kecewa dengan ustadz-ustadzah panggilan/televisi, yang satu sibuk dengan kawin-cerainya, yang satu sibuk dengan iklannya, yang satu sibuk ngurusin nikahnya yg mewah, yang satu sibuk ngurus partainya, yang satu sibuk pengobatan malah saya liat yang satunya lagi waktu diwawancara komentarnya begini “Alhamdulillah setelah masuk tv saya bisa beli mobil bla-bla-bla”..astaghfirullahadzim..Kemana wakil-wakil Rasul di Indonesia??? Siapa yang ngurus umat Islam Indonesia yang tidak mengenal kelompok dan golongan?
Mungkin masih banyak hal-hal yang melenceng di Indonesia ini. Tugas kita saling mengingatkan dan jangan sampai keluar kata-kata tergantung kita masing-masing lagi, yang mengindikasikan kita sebagai makhluk individualis yang tidak perduli dengan lingkungan dan agama (mau cari aman sendiri=tidak aman di akherat soalnya agama mengingatkan kita untuk saling membantu dan bersosial).

Ditulis oleh: Denden Hermawan
Protes Kebiasaan Muslim Indonesia Protes Kebiasaan Muslim Indonesia Reviewed by Afrianto Budi on Senin, Juni 04, 2012 Rating: 5

1 komentar:

  1. Hanya ngopi dari tetangga sebelah... Bukan tulisan saya lho, hehe...

    BalasHapus

Terimakasih Anda sudah mengunjungi blog ini

Diberdayakan oleh Blogger.