banner image

Psikologi Lahirnya Agama-agama 2


Yahudi
Agama Yahudi adalah agama ibu dari agama Kristen dan Islam. Yahudi pada dasarnya adalah agama eksklusif orang-orang Yahudi. Agama ini lahir pada satu kepercayaan kepada Yahwe yang menjadikan bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Allah yang didasari oleh sebuah perjanjian: Yahwe adalah Allah orang Israel dan Israel adalah umat pilihan Allah.
Kitab Pentateukh memperlihatkan sejarah keselamatan Tuhan orang Israel. Tuhan telah membuat perjanjian dengan Abraham bahwa beliau dan cucu-cicitnya akan diberi rahmat apabila mereka selalu beriman kepada Tuhan. Perjanjian ini kemudian diulangi oleh Ishak dan Yakub. Dan karena Ishak dan Yakub menurunkan bangsa Yahudi, maka mereka meyakini bahwa merekalah bangsa yang terpilih. Penganut Yahudi dipilih untuk melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab khusus, seperti mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dan beriman kepada Tuhan. Sebagai balasannya, mereka akan menerima cinta serta perlindungan Tuhan.
Psikologi Yahudi tidak berawal dari kisah manusia pertama, yaitu Adam dan Hawa. Psikologi Yahudi justru terjadi pada momen di mana Allah memberikan tanah terjanji kepada Abraham. Setelah peristiwa Laut Merah, Tuhan menuntun Musa dan umat-Nya pergi menuju tanah terjanji. Tanah yang dijanjikan Allah itu adalah Israel (dalam pengertian waktu itu). Peperangan-peperangan yang terjadi tidak jauh dari persoalan tanah.
Dari titik tersebut kita bisa menangkap bagaimana orang Yahudi hingga kini masih mengharapkan tanah yang dijanjikan oleh Allah itu kembali. Di sisi lain, hingga kini mereka masih mengharapkan munculnya Mesias yang dijanjikan untuk membawa Israel pada kemuliaan Israel.
Kristen - Katolik
Para pengikut Kristus disebut sebagai Kristen pertama kali di Antiokhia. Setelah Yesus wafat, murid-murid Kristus mulai memiliki cara berdoa yang berbeda. Setelah mereka berdoa di Bait Allah bersama dengan umat Yahudi lain, mereka lalu berkumpul di rumah-rumah jemaat lalu memecahkan roti bersama. Di sini, orang-orang Farisi dan Saduki menyebut kelompok itu sebagai sekte Yahudi yang harus dibunuh karena dianggap menghina Tuhan.
Paulus adalah salah seorang Farisi Yahudi yang merasakan terang kebangkitan Kristus. Ia adalah salah satu dari golongan Farisi yang mempunyai misi untuk membunuh orang-orang Kristen. Jemaat Kristen sejak awal sudah mengalami penganiayaan dan kesulitan dalam beribadah. Bahkan mereka berdoa di katakombe-katakombe (kuburan bawah tanah) yang pengap dan berbau.
Jemaat Kristen baru lepas dari pengejaran dan penindasan setelah pada tahun 313 Kristen menjadi agama negara setelah Kaisar Konstantinus menjadi Kristen. Sebagai agama resmi negara Kekristenan menyebar dengan sangat cepat. Abad gelap Gereja adalah saat di mana Kristen menjadi agama negara. Dengan menjadi agama negara, Gereja justru mengabdi kepada pemerintah. Martin Luther, pendiri Kristen Protestan, adalah seorang imam Katolik yang memprotes praktek Gereja ini. Pecahnya Gereja Kristen menjadi Gereja Katolik dan Gereja Kristen Protestan menjadi titik balik kesadaran Gereja bahwa menjadi masuknya agama ke tata pemerintahan justru membawa agama pada kegelapan.
Sejarah umat Kristen yang panjang diawali dengan serangkaian kesengsaraan orang Kristen dalam melaksanakan iman akan ketuhanan Yesus. Kristen juga mengalami pergerakan yang sangat lambat. Kristen baru menyebar ke seluruh dunia ratusan tahun kemudian setelah jemaat Kristen terbentuk. Psikologi perkembangan Agama Kristen bukanlah psikologi menang dan juga bukan psikologi penguasa. Kristen, sebagaimana pada masa lalu, kini menjadi jemaat yang sabar menghadapi segala bentuk penindasan dan arogansi. Sikap ini terbentuk pada masa yang sangat lama.
Gereja tidak lagi ingin mengulangi abad gelapnya dengan berniat menjadi agama negara. Tak ada ambisi untuk menjadi agama yang paling berpengaruh di dunia. Tak ada hasrat untuk menegakkan hukum Kristus untuk sebagai hukum bagi semua orang. Cukuplah bahwa masing-masing orang Kristen menjadi alter Kristus, menjadi wujud kehadiran Kristus di tengah dunia, maka orang Kristen telah menegakkan kerajaan Allah di dunia.
Demikianlah psikologi lahirnya empat agama yang berani saya telusuri dengan kacamata saya yang terbatas ini. Sungguh, jalan cerita lahirnya agama mempengaruhi karakter agama tersebut pada masa kini. Inilah pentingnya merunut sejarah. Semoga mencerahkan bagi pembaca.
Psikologi Lahirnya Agama-agama 2 Psikologi Lahirnya Agama-agama 2 Reviewed by Afrianto Budi on Jumat, Juni 15, 2012 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Terimakasih Anda sudah mengunjungi blog ini

Diberdayakan oleh Blogger.