banner image

Benarkah Wahabi Intoleran? 1

Pengantar
Berbicara mengenai Wahabi, kita berbicara mengenai Saudi. Karena Wahabi dan Saudi bak satu keping mata uang yang saling berkaitan antar sisinya. Hal ini disebabkan karena faktor awal munculnya gerakan Wahabi yang berbasis di Saudi. Dan awal pembentukan negara Saudi sendiri yang tak lepas dari campur tangan Syekh Muhammad Ibn Wahab selaku pendiri aliran Wahabi.
Sebenarnya Wahabi ini bukanlah sebuah madzhab baru. Ia hanya gerakan keagamaan yang berbaur dengan kepentingan politik raja Saud ketika itu. Mengingat bahwa dalam segi fikih, Wahabi merujuk kepada Imam Ibn Hanbal, salah seorang tokoh besar fikih di madzhab Sunni. Dengan demikian Wahabi tak lebih seperti NU di Indonesia. Sama2 gerakan keagamaan yang berafiliasi kepada madzhab tertentu.
Imam Ahmad bin Hanbal sendiri terkenal sebagai Imam mazhab yang cukup ketat berpegang pada nash (cenderung literal). Jarang sekali ia memainkan unsur logika dalam membahas suatu nash. Tak heran banyak kalangan yang mempersoalkan posisi Imam Ahmad. Beliau dianggap bukan ahli fiqih. Beliau hanya menyusun kitab hadis yang sistematika babnya disusun menurut bab dalam ilmu fiqh. Kalaupun ia dianggap ahli hadis, ternyata kitab Musnad-nya tidaklah termasuk dalam “kutubus sittah” (enam kitab hadis terkemuka). Jadi, sebagai ahli fiqih ia diragukan, dan sebagai ahli hadis pun juga layak dipertanyakan.
Pengaruh Madzhab Hambali tidak terlalu kentara. Salah satu sebabnya ialah kurangnya dukungan pemerintah terhadap madzhab ini. Madzhab Hambali baru terdengar gaungnya ketika salah seorang pengikutnya, yaitu Ibn Taimiyyah tampil di panggung dunia dakwah Islam. Ibn Taimiyyah sendiri terkenal sebagai pribadi yang kontroversial. Cukup banyak karangan2 Beliau yang dituduh mengajarkan ajaran “takfiri” (mengkafirkan) dan mujassimah (menyerupakan Tuhan dengan makhluknya). Hal ini yang menyebabkan mengapa Ibn Taimiyyah kurang mendapat simpati di dunia Islam -umumnya- dan Indonesia -khususnya-. Dan Muhammad Ibn Abd. Wahhab sendiri adalah seorang pengagum dari Ibn Taimiyyah, sebagaimana yang tercermin dari pelbagai perkataan Beliau.
Dari sini kita sudah bisa menangkap bahwa betapa Muhammad bin Abdul wahhab, pendiri Wahabi itu, sudah punya beban sejarah yang kontroversial, karena guru dari gurunya sendiri juga dianggap kontroversial. Belum lagi menimbang faktor politik Wahabi yang mendukung berdirinya kerajaan Saudi, maka terasa makin berat beban yang harus ditanggung oleh Wahabi sedari awal.
Beban itu tak cukup hanya sampai di sana. Wahabi dengan gerakan “tajdid”-nya dianggap melukai banyak kalangan Muslimin. Gerakan pembaharuan yang memberantas seluruh TBC (Takhayul, Bid’ah dan Kurafat) menuai gelombang protes di hampir seluruh dunia Islam. Bahkan kelahiran NU sebagai ormas keagamaan di Indonesia tak lepas dari unsur protes terhadap gerakan pembaharuan yang dilakukan oleh Wahabi.
Wahabi dipandang membabi buta dalam memberantas penyakit TBC. Pohon Hudaibiyyah yang ditebang karena dipandang unsur kemusyrikan, perataan makam syuhada Badar hingga puncaknya ialah keinginan meratakan tempat kelahiran Nabi dengan tanah. Tetapi yang kentara sekali ialah faktor “dosa” politik Wahabi yang dianggap perpanjangan tangan dari Inggris untuk merongrong Daulah Turki Utsmaniyyah (Ottoman).
Tak pelak beberapa faktor inilah yang menyebabkan mengapa gerakan Wahabi cenderung dibenci oleh kebanyakan umat Islam. Dan pada akhirnya melekatlah berbagai stigma buruk terhadap Wahabi, yang salah satunya ialah isu bahwa gerakan Wahabi adalah gerakan yang intoleran. Sehingga menghasilkan hipotesa, setiap orang yang berpaham Wahabi adalah sosok individu yang intoleran.
Benarkah Wahabi Intoleran?. Dan Benarkah Muhammad Ibn Abd. Wahab dengan membabi buta mengkafirkan orang lain?, serta benarkah gerakan Wahabi sebagai perpanjangan tangan Inggris untuk menghancurkan Islam dari dalam?

Oleh: Dewa Gilang
Sumber
Benarkah Wahabi Intoleran? 1 Benarkah Wahabi Intoleran? 1 Reviewed by Afrianto Budi on Selasa, Juni 05, 2012 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Terimakasih Anda sudah mengunjungi blog ini

Diberdayakan oleh Blogger.