banner image

FPI dan Revolusi Dangdut

i

r22a-fm.com
r22a-fm.com
Gara-gara Lady Gaga, FPI bak dibangunkan dari tidur siangnya. Kini, Trio Macan bernasib sama dengan Lady Gaga (Tempo.co). Kelompok dangdut yang mempopulerkan tembang Iwak Peyek itu dicekal di Jawa Timur oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Front Pembela Islam (FPI) setempat karena dinilai berpenampilan vulgar.
Sepertinya polisi sudah tidak bisa berkelit lagi. Perizinan dan segala yang diperlukan untuk menyelenggarakan suatu keramaian sudah di tangan. Namun ancaman MUI dan FPI untuk merobohkan panggung bila acara dangdutan jadi digelar merupakan suatu ancaman kekerasan dan intimidasi yang harus ditindak polisi. Polisi gimana nih, kok adem ayem aje? Ah, biasa banget…
Kembali soal dangdut, menurut saya lho ini, sebagai penyanyi dangdut, pakaian dan goyangan Trio Macan jauh dari pornografi. Bisa dibilang, pakaian dan goyangan Trio Macan sudah standar dangdut Indonesia. Ya memang kalau ndak sedikit saru, ndak laku. Itulah dangdut.
Tetapi justru inilah yang menjadi titik pertanyaan saya. Kalau Trio Macan yang standar-standar saja dicekal, berarti ke depannya akan ada lebih banyak pencekalan yang serupa. Dan kalau FPI konsisten dengan ucapannya, bisa-bisa semua pedangdut di Indonesia akan dicekal. Nggak kebayang bangeeet…
Di benak saya, FPI sepertinya menginginkan adanya Revolusi Dangdut. Revolusi Dangdut kayak gimana? Imajinasiku gini… Penyanyi berpakaian seksi dipaksa berganti dengan pakaian yang lebih sopan, syukur-syukur semua auratnya ditutup. Dah kayak lontong semua, tinggal opornya, hehehe. Penyanyi dangdut juga nggak usah goyang pinggul. Goyang pinggul diganti saja dengan koreo ala Cherry Belle. Syukur-syukur bisa kompak kayak grup dangdutnya Rhoma Irama.
Wah, kalau begini akan ada ratusan bahkan mungkin ribuan pedangdut beserta krunya yang akan kehilangan pelanggan. Kasihan dong… Tapi mau gimana lagi, si babe-babe yang semuci itu nggak pengen moral bangsa rusak. Mulia banget pokoknya.
Baca berita di tipi sama di internet soal beginian sih saya cuma bisa geleng-geleng kepala. Kadang-kadang cengar-cengir sendiri liat babe-babe bilang gini: “Saya sudah menyurati presiden. Kalau presiden tidak bisa buat apa-apa. Kami yang bertindak.”
Ah, lucu juga kalau FPI dan MUI seiring ribut soal dada dan selangkangan. Mungkin, “rumput” tetangga memang lebih “hijau” daripada “rumput” sendiri. Saya sih belum punya bini, jadi nggak punya rumput..

Oleh Aan Anak Bangsa
sumber
FPI dan Revolusi Dangdut FPI dan Revolusi Dangdut Reviewed by Afrianto Budi on Selasa, Juni 05, 2012 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Terimakasih Anda sudah mengunjungi blog ini

Diberdayakan oleh Blogger.