banner image

Kritik Terhadap Hadist 73 Golongan

Sebelumnya saya ingin menjelaskan latar belakang saya menulis artikel ini. Ketika saya membaca Kompasiana, setelah lelah bersepeda dari perpus ke rumah, saya menemukan satu artikel yang memancing naluri saya untuk mengadakan penyelidikan terhadap hadist yang dibawakan.
Sebenarnya jauh-jauh hari saya telah mengenal hadist tersebut. Bahkan hadist tersebut digunakan oleh sebagian kelompok untuk menganggap sesat kelompok lainnya yang berbeda pendapat. Lebih jauhnya hadist itu digunakan sebagai pembenaran terhadap Islam dan menyesatkan kelompok yang lainnya (baca: non muslim). Berikut saya lampirkan bukti agar lebih berimbang, sekaligus menjadi bukti betapa hadist tersebut telah disalh gunakan sebagian kelompok untuk menyesatkan kelompok lainnya serta mengaanggap benar kelompoknya sendiri dan yang sepaham dengannya.
Ohh iya, nyaris saya lupa. Inilah salah satu hadist yang membuat saya percaya bahwa apa yang saya ikuti ini adalah benar.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “…. Umatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan, semuanya masuk ke dalam neraka, kecuali satu golongan. Beliau ditanya: ‘Siapa dia wahai Rasulullah?’. Beliau menjawab: golongan yang aku dan para sahabatku mengikuti.” (Hasan, riwayat At Tirmidzi dalam Sunannya, Kitabul Iman, Bab Iftiraqu Hadzihil Ummah, dari sahabat Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash).
Dan salafy inilah yang Insya Allah yang membawa kita pada jalan kebenaran.
Saya akan memulai mengomentari hadist ini dengan mengajukan pendapat dari salah satu tokoh, yang dianggap, sebagai rujuakan para Salafi, yaitu Muhammad Abduh. Dalam “Syarh Al-Aqoid Al-Adhudiyah”, Muhammad Abduh memberi komentar; kemungkinan, kelompok yang satu, yang di surga itu, telah punah, dan yang ada sekarang ialah kelompok2 yang binasa. Atau semua yang ada pada saat ini ialah kelompok yang selamat, karena anutan mereka semua dalam bidang “ushul ad-din (pokok agama)” sesuai dengan ajaran Nabi dan para sahabat.
Lihat dan cermati bagaimana argumentasi Muhammad Abduh. Beliau mengedepankan pendapat yang jauh dari unsur intoleran dan kebenaran mutlak. Karena seperti dikatakan oleh As-Syatibi dalam Al-Muwafaqat bahwa dalam agama jarang sekali yang bersifat pasti (mutlak kebenarannya). Jadi bagaimana kita yang bodoh ini dengan sangat yakinnya mengatakan bahwa kelompoknya yang benar dan kelompok lainnya yang salah. Renungkan!.
Lebih lanjut lagi, Muhammad Abduh menegaskan melalui murid Beliau, Rasyid Ridho, dalam tafsir Al-Manar-nya bahwa; Semua kelompok akan selamat selama mereka mempercayai pokok yang dikenal dalam agama. Perbedaan yang ada adalah karena tidak adanya pengetaahuan yang mencapai tingkat “qoth’i” (mutlak atau i’lmul yakin menurut bahasa agama).
Argumen yang kedua ialah mengenai ke-shahih-an hadist 73 golongan di atas. Menurut ilmu hadist, hadist tersebut berkategori “idhtirob” (goncang), disebabkan bertentangan dengan hadist yang lainnya. As-Syaroni -misalnya- meriwayatkan hadist yang berbanding terbalik dengan hadist di atas, yaitu bahwa umat akan terpisah menjadi 70 sekian kelompok, dan semuanya berada di surga, kecuali satu. Hadist ini juga diriwayatkan oleh Ad-Dailami dalam musnadnya dan dinyatakan shahih oleh Hakim dalam Al-Mustadrak-nya. Redaksi yang serupa dengan beberaapa penambahan juga bisa kita temukan dalam kitab Musnad Al-Firdaus, yang disebutkan oleh Ibn Hajar.
Jadi bagaimana mungkin kita berpegang dengan hadist 73 golongan di atas demi membenarkan kelompoknya sendiri?. Sungguh naif dan picik rasanya orang yang membenarkan kelompoknya sendiri tanpa memperhatikan kemungkinan nilai kebenaran yang ada pada kelompok lainnya.
Ketahuilah bahwa kita bersaudara. Bila satu agama, kita diikat oleh Ukhuwa Islamiyyah. Bila tidak satu agama, tetapi satu bangsa, maka kita diikat oleh Ukhuwah Wathoniyyah (persaudaraan dalam senegara). Dan yang lebih penting kita semua, makhluk ciptaan Tuhan, ber-ukhuwah secara basyariyyah (kemanusiaan). Boleh kita berbeda pendapat atau agama, tetapi hendaknya menahan diri dari berburuk sangka.

Ditulis Oleh Dewa Gilang
Sumber
Kritik Terhadap Hadist 73 Golongan Kritik Terhadap Hadist 73 Golongan Reviewed by Afrianto Budi on Selasa, Juni 05, 2012 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Terimakasih Anda sudah mengunjungi blog ini

Diberdayakan oleh Blogger.