banner image

Saya seorang Pastor?

Saya sungguh heran dengan seorang atau doa orang kompasianer yang dengan tekun mencari siapa saya sebanarnya. Awalnya beliau ini memanggil saya pak dosen, lalu akhir-akhir ini menyebut frater antonius, bahkan romo aan.

Syukur bahwa keisengan saya mengkritik kehidupan bersama di negara ini dianggap mengancam, semoga karena kadang beberapa tulisan sampah saya 'berkualitas' atau kelas berat, sehingga harus mencari identitas saya sebenarnya. Ujung-ujungnya adhominem. Biasalah kalau sudah mengarah ke adhominem, saya merasa cukup puas karena tesis saya benar.

Saya tentu bukan orang yang ngambekan, tapi saya cukup senang kalau ada yang masuk ke alur tulisan saya. Syukur-syukur tanpa harus capek-capek ada beberapa orang yang merelakan diri untuk membuktikan kebenarannya. Itu adalah kepuasan tersendiri untuk kritikus kampung seperti saya.

Eh soal apakah saya seorang pastor? Mungkin saya pernah ikut berdinamika untuk menjadi seorang pastor selama beberapa bulan, tapi gagal karena ketidakmampuan saya dalam mengolah beberapa hal. Carilah data saya di Purwokerto karena ada yang menyebut saya romo di purwokerto. Semua data umat ada di seluruh gereja di Indonesia.

Mungkin karena terlalu kritis saya tidak lolos proses menjadi pastor, haha... Saya bekerja di sebuah perusahaan jasa terbesar di Indonesia.

Tidak ada romo seperti saya, tidak cocok, karena kerjaanya iseng mengkritik, lalu pergi setelah puas melihat suatu kelucuan. Yup, mengkritik adalah usaha sampingan saya untuk melihat beberapa kaum ekstrimis di kompasiana. Tentu tidak ada kaitannya kritik (kalau lebih suka menyebut keisengan juga boleh) saya dengan gereja saya dan pekerjaan saya.

Apakah saya seorang yang tidak toleran? Di balik kritik saya yang kadang-kadang menyebalkan beberapa pihak, saya adalah seorang pegiat dialog, Tentu dialog dengan beberapa golongan saja yang memang punya kesamaan keprihatinan sosial. Kritik saya hanyalah keisengan saya untuk menyentil kaum ekstrimis dan beberapa orang yang memiliki fanatik sempit. Sasaran kritik saya toh sebenanya mereka. Beberapa teman dialog saya yang saya ajak membaca komentar-komentar saya hanya tersenyum kecil, sambil bilang "kamu iseng sekali".

Memang percumah mengkritik, tp ada keasyikan tersendiri. Ya itulah salah satu keisengan saya setelah pulang kantor.

Kucing kecil diusik dengan sapu, sungguh lucu dan seru. Salam ad hominem
Sent from BudiaanBerry® on 3

Saya seorang Pastor? Saya seorang Pastor? Reviewed by Afrianto Budi on Selasa, Agustus 07, 2012 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Terimakasih Anda sudah mengunjungi blog ini

Diberdayakan oleh Blogger.