banner image

Mengasuransikan Tuhan

Segeralah mengasuransikan Tuhan! Bisa jadi, Tuhan akan segera mati. Sementara orang atheis sedang berusaha meraba dan mencari-cari kebenaran tentang Tuhan, orang yang sudah beragama justru hendak membunuh Tuhan.

Bagaimana caranya? Banyaaak! Ada yang menjadikan Tuhan tuna wisma. Sulit banget kalau mau buat rumah Tuhan. Wong yang udah dibangun aja, kadang-kadang suka dilempari kotoran lalu diteriaki agar segera dikosongkan. Hupf, sudah tua, bukannya menikmati kebahagiaan dalam menikmati keutuhan ciptaan malah menderita... Kasihan...

Boleh nggak sih Tuhan mengajukan polis asuransi? Duh, kayaknya nggak boleh deh. Umur Beliau pasti sudah tua. Pada ribuan tahun sebelum Yesus lahir sih Tuhan masih bisa berjalan-jalan mencari adam dan hawa yang sedang berada di taman. Gaya antrophomorfisme ini sudah lama berakhir sejak munculnya nabi-nabi Yahudi awal.

Karena sudah tua renta, Tuhan sudah tidak bisa menulis dan membaca. Karena itu, Dia mengutus puteraNya yang tunggal ke dunia. Kehadirannya sungguh mencerahkan. Tuhan tidak lagi menginspirasi manusia melalui sabda para nabi. PuteraNyalah sabda itu. Sang sabda telah menjadi manusia.

Setelah puteraNya wafat, hukum lama berganti dengan hukum baru. Hukum cinta kasih berlaku. Tuhan tidak lagi ekslusif milik bangsa tertentu, tapi milik semua manusia. Rumah Tuhan mulai berdiri. Tuhan punya banyak rumah di seluruh dunia.

Tapi kini sungguh malang. Sering sekali rumahnya diserbu masa. Ijin mendirikan bangunan rumah Tuhan juga sangat sulit. Semoga saat ajalNya tiba, Tuhan masih punya rumah.

Ah, seandainya Tuhan masih muda, pasti masih boleh membeli polis asuransi untukNya. Biarlah, sudah biasa Tuhan. Yang sabar ya...
Sent from BudiaanBerry® on 3
Mengasuransikan Tuhan Mengasuransikan Tuhan Reviewed by Afrianto Budi on Rabu, Agustus 08, 2012 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Terimakasih Anda sudah mengunjungi blog ini

Diberdayakan oleh Blogger.