"Google dan Gmail akan difilter di selurung penjuru negara hingga pemberitahuan lebih lanjut," kata Abdolsamad Khoramabadi, pejabat Iran yang berwenang dalam urusan sensor online dan kejahatan komputer.
Belum diketahui apakah pemblokiran ini akan dilakukan secara sementara, atau bersifat permanen. Khoramabadi mengatakan keputusan ini diambil setelah rakyat Iran mendesak pejabat untuk menyaring situs yang memberikan tautan ke film besutan Nakoula Basseley Nakoula alias Sam Becile.
Sedangkan Reuters yang mengutip Kantor Berita Pelajar Iran (ISNA), mengatakan pemblokiran Google disebabkan munculnya film anti-Islam itu di situs YouTube, layanan video sharing milik Google. Reuters juga menyebut, YouTube menolak untuk melarang peredaran trailer film itu, walaupun Google bersedia untuk memblokir akses di suatu negara, jika ada permintaan resmi dari negara itu. Pemblokiran ini sudah dilakukan di sejumlah negara seperti Indonesia, India, dan Malaysia.
Meski begitu, belum ada keterangan resmi dari pemerintah Iran mengenai alasan dari langkah pemblokiran ini.
Saat tengah malam tiba di Teheran, Google masih dapat diakses. Tapi akun Gmail sulit diakses. "Beberapa jam lalu saya masih bisa mengakses akun Gmail. Tapi sekarang tidak bisa membukanya," kata salah seorang warga Teheran yang menolak menyebut nama. Meski begitu, warga di kota Isfahan mengatakan Gmail masih bisa diakses.
Sebagian warga Iran pun memprotes pemblokiran terhadap Google dan Gmail. Ironisnya, protes mereka disalurkan melalui pesaing Google, Facebook, juga Twitter.
"Dengan memblokir Gmail/Google, pemerintah #Iran menghukum rakyatnya sendiri atas film anti-Islam itu. Banyak rakyat Iran yang tak mau melihat/tak peduli," tulis Golnaz Esfandiari, blogger di situs Radio Free Europe, di sebuah tweet.
Intranet Nasional
Selain itu, rencana penyaringan terhadap Google dan Gmail disebut terkait rencana pemerintah Iran yang akan meluncurkan sistem internet nasional. Sistem intranet yang terpasang di seluruh Iran ini direncanakan akan menggantikan layanan berbasis world wide web.
"Dalam beberapa hari, seluruh institusi dan kantor pemerintahan akan terhubung dengan jaringan informasi nasional," kata Ali Hakim-Javadi, Deputi Menteri Komunikasi dan Teknologi, dilansir dari the Guadian.
Rencana intranet Iran ini dikhawatirkan pengguna internet akan memblokir akses internet global. Meski begitu, ada yang mengatakan langkah ini dilakukan Iran untuk melindungi data militer, perbankan dan data sensitif lain, dari serangan di luar Iran.
"Iran takut serangan cyber seperti virus Stuxnet, dan mencoba melindungi data sensitif untuk bisa diakses dari world wide web," kata ahli IT Iran yang dekat kepada proyek ini, kepada Guardian.
Sumber: vivanews.co.id
Tidak ada komentar:
Terimakasih Anda sudah mengunjungi blog ini