Padahal, asuransi properti menjadi bisnis utama industri perasuransian umum. Selama ini, asuransi properti menjadi penyumbang terbesar terhadap pendapatan premi mereka. Namun, kondisi ini beralih, pangsa pasar asuransi properti tergeser asuransi kendaraan yang melaju pesat, seiring kenaikan penjualan mobil dan sepeda motor.
Meski begitu, bila dicermati, pendapatan premi asuransi properti semester I 2012 naik 3,5% dibanding periode sama tahun lalu. Namun, laju kenaikan itu kalah besar dibandingkan produk lain seperti premi asuransi pesawat udara yang tumbuh 131,58% menjadi Rp 528 miliar, pengangkutan laut naik 17,97% menjadi Rp 1,3 triliun, dan asuransi kendaraan bermotor tumbuh 17,22% menjadi Rp 5,68 triliun. "Perang tarif penyebab menyusutnya pangsa pasar asuransi properti," kata Budi Herawan, Kepala Bidang Statistik, Informasi dan Analisa AAUI, kemarin.
Penyebab perang tarif adalah hampir semua perusahaan asuransi umum menawarkan asuransi properti. Merela rela memotong tarif premi, agar pengembang mau mengasuransikan proyek propertinya.
Terus menyusut
Pemberian komisi kepada jasa perantara perasuransian, yakni broker atau pialang yang belum ada standarisasi juga menghambat pertumbuhan pendapatan premi bersih. "Dulu, komisi broker hanya 15%-20%, sekarang ini sudah kisaran 25%-30%," jelas Budi. Maklum, perusahaan asuransi menggantungkan harapan kepada broker untuk pembeli asuransi properti yang kebanyakan dari korporasi.
Julian Noor, Direktur Eksekutif AAUI menjelaskan, pertumbuhan properti di tanah air tidak berimbas ke industri asuransi properti. Soalnya, tarif premi properti dihitung berdasarkan per seribu dari harga bangunan. Alhasil, premi yang masuk ke perasuransian sangat kecil.
Berbeda dengan asuransi kendaraan bermotor, penghitungannya berdasarkan persentase harga kendaraan. "Makanya pertumbuhan kendaraan bermotor besar, preminya beda dengan properti," kata Julian.
Dengan kondisi ini, bukan tidak mungkin pangsa pasar asuransi properti bakal terus menyusut pada periode mendatang. Apalagi, keinginan pelaku industri membuat preferensi tarif premi untuk asuransi properti belum juga terwujud. Artinya, persaingan harga premi asuransi properti akan terus terjadi.
Sebenarnya, keinginan membuat preferensi tarif itu sudah ada sejak lama. Namun, sampai saat ini belum terkumpul data statistik harga premi dari pelaku industri untuk membuat preferensi tersebut. Berbeda dengan di asuransi kendaraan, sudah terdapat acuan tarif.
Sumber: kontan.co.id
Tidak ada komentar:
Terimakasih Anda sudah mengunjungi blog ini